Malam terlelap senyap
Hanyut menyelami segala rasa
Yang membawaku mengalir dalam arusmu
Rasa dalam hati, hati yang merasa
Sama dengan debur yang teredam
Pada nafas diamku
Hasrat sunyi kubisikkan doa
Perihal asa untuk kau genggam
Mungkin tarianku sejenak akan berlalu
Namun esok akan kujenguk dunia kita
Buat memastikan
:Apakah pintu terkuak kembali untukku?
..Buatlah Tiap Detikmu Berharga..
..............Arti kehadiranmu..............
Goresan Kalbu
- puisi (17)
Sunday, September 27, 2009
Wednesday, September 16, 2009
Salahkah Pada Dukanya
Salahkah pada duka malamnya
Kala hati kasih melelehkan magma
Dari nganga luka terbakar
Tatapnya nanar melahap kelam
Dalam genderang suara membelah
Teraba rintihnya
Saat mencoba tegar dari tusukan rasa
Namun, baginya mengangkat tubuh
Betapa sia-sia
Dalam lindungan, tenggelamlah amarah
Dalam senyum, ia mengeja wajah
Berkaca tuk membaca bibir terkatup
Memagut hampa
Kala hati kasih melelehkan magma
Dari nganga luka terbakar
Tatapnya nanar melahap kelam
Dalam genderang suara membelah
Teraba rintihnya
Saat mencoba tegar dari tusukan rasa
Namun, baginya mengangkat tubuh
Betapa sia-sia
Dalam lindungan, tenggelamlah amarah
Dalam senyum, ia mengeja wajah
Berkaca tuk membaca bibir terkatup
Memagut hampa
Saturday, September 12, 2009
Renungan Sunyi
Ada yang belum sempat keluar
Pada setiap putaran lafalan doa
Yang dipahami di celah dada
Sementara, riuh mantra berdengung
Memuja Tuhan di kubangan peluh dunia
Laksana pertapa mencari ceceran kata
Yang teralpakan di bawah cahaya perak lentera
Bunga hari yang beranjak renta
Semakin Jauh gaung rindu Gusti
Dari teropong mata
Pada setiap putaran lafalan doa
Yang dipahami di celah dada
Sementara, riuh mantra berdengung
Memuja Tuhan di kubangan peluh dunia
Laksana pertapa mencari ceceran kata
Yang teralpakan di bawah cahaya perak lentera
Bunga hari yang beranjak renta
Semakin Jauh gaung rindu Gusti
Dari teropong mata
Subscribe to:
Posts (Atom)